http://www.facebook.com/note.php?created&¬e_id=227033127338673#!/note.php?note_id=227033127338673
Tadinya mungkin gigi sehat-sehat saja, tapi selama hamil jadi sering cenut-cenut. Ada apa ya?
Ternyata  biang keladi sakit gigi di masa hamil lagi-lagi faktor hormonal.  Perubahan hormon selama kehamilan dapat memicu peradangan gusi. Kondisi  ini bisa diperparah jika ibu hamil malas sikat gigi lantaran sakit yang  dirasakannya. Lama-lama gusi akan bengkak dan benjol seperti bisul yang  cukup besar. Aktivitas me-ngunyah dan menelan akan menimbulkan rasa  sakit yang lebih parah.
Lantas, mengapa ibu hamil tidak menjadwalkan pergi ke dokter gigi?
ALASAN IBU HAMIL TIDAK KE DOKTER GIGI
* Ibu hamil sengaja menghindari dokter gigi karena takut.
* Pengetahuan akan pentingnya periksa gigi kala hamil tergolong minim.
* Sedikit sekali dokter kandungan yang memberikan informasi mengenai pentingnya perawatan gigi dan mulut selama kehamilan.
* Masih sedikit litelatur yang menyinggung permasalahan ini.
* Menganut budaya, “Kalau tidak sakit, ngapain ke dokter.”
Betul juga, kalau memang tidak sakit gigi, mengapa harus ke dokter gigi? Inilah alasannya.
ALASAN IBU HAMIL HARUS KE DOKTER GIGI
* Ibu termasuk golongan sensitif (sebelum hamil mudah mengalami radang gusi).
*  Perubahan hormon juga bisa membuat gigi yang tumbuh miring dan gigi  bungsu (gigi delapan) terasa sakit. Dalam keadaan fit, gigi bungsu  memang tidak akan menjadi masalah. Tapi lantaran kehamilan, sering kali  gusi di sekitar gigi ini membengkak.
* Kontrol rutin ke dokter  gigi amat disarankan karena dengan begitu dokter bisa mendeteksi dan  melakukan penanganan sebelum terjadi peradangan gusi yang parah (timbul  benjolan).
* Sakit gigi bukan hal yang menyenangkan, apalagi dalam  kondisi hamil. Selain rasa cenut-cenut yang begitu menyiksa, ibu hamil  pun jadi malas makan. Padahal asupan gizi yang baik penting bagi ibu dan  janin. Sakit yang dirasakan bisa memicu kontraksi.
* Ibu hamil  sering mengabaikan perawatan gigi yang utama, yaitu sikat gigi dua kali  sehari, terlebih di trimester awal karena timbul rasa mual saat  menggosok gigi.
* Banyaknya sisa makanan yang menempel di gigi  bisa mengakibatkan karies gigi. Bahkan kalau ibu sering muntah, kotoran  yang menempel pada gigi akan semakin banyak.
* Kontrol ke dokter  gigi di awal kehamilan banyak memberi kan keuntungan, antara lain semua  gigi ibu akan diperiksa dan dibersihkan dari semua kotoran yang menempel  termasuk karang gigi. Jika memang perlu, gigi pasien bisa diolesi  fissure sealent yang aman bagi ibu hamil dan janin agar tidak berlubang.
KALAU TELANJUR SAKIT GIGI
Gigi  miring dan gigi bungsu yang menjadi sumber rasa sakit biasanya mesti  dicabut. Namun, berhubung ibu sedang hamil, pencabutan gigi tak boleh  dilakukan. Langkah medis paling aman adalah dengan pemberian antibiotik  yang aman bagi ibu hamil dan janin.
Untuk peradangan gusi, jika  tidak terlalu mengganggu (ibu hamil tidak sampai merasa sakit,  peradangan tidak menjadi lebih parah, dan ibu masih bisa mengunyah  makanan) hanya akan dirawat agar tidak menjadi parah hingga waktunya ibu  melahirkan. Peradangan ringan biasanya akan membaik setelah ibu  bersalin. Sebaliknya jika makin parah, mau tidak mau benjolan yang  timbul harus diangkat dengan cara dipotong lewat operasi kecil yang  dita- ngani oleh tim dokter (dokter gigi dan dokter kandungan) tanpa  menunggu persalinan. Asal tahu saja, radang gusi yang tidak tertangani  dapat mengakibatkan gigi tanggal dengan sendirinya.
Jika gigi ibu  hamil ada yang berlubang atau hampir berlubang, biasanya dokter akan  menambal gigi tersebut. Jika memungkinkan mintalah tambalan komposit.  Selain lebih cantik karena sewarna dengan gigi, tambalan ini jauh lebih  aman dari amal gam yang mengandung Pb atau timbel. Tambalan yang bocor  pun sebaiknya segera ditangani dengan dibongkar dan dirawat untuk  diperbaharui kembali. Untuk melihat bocor tidaknya tambalan tidak bisa  dilakukan sendiri. Dokter gigi yang bisa mendeteksinya. Itulah gunanya  pemeriksaan rutin ke dokter gigi.
MENJAGA KONDISI GIGI TETAP PRIMA
* Cegah terjadinya karang gigi dengan menyikat gigi minimal 2 kali sehari.
* Minum air putih sebelum tidur dan saat bangun di pagi hari untuk membantu menjaga kebersihan mulut.
*  Berkunjunglah ke dokter gigi minimal 3 kali, yakni sebelum ibu  memutuskan untuk hamil, saat hamil di trimester pertama, dan enam bulan  berikutnya.
“PANTANGAN” DI DOKTER GIGI
*  Foto X-ray atau rontgen . Sekalipun berdimensi kecil, sebaiknya foto  X-ray tetap dihindari. Kalau pun terpaksa, ibu harus menggunakan  pelindung tubuh yang tak bisa ditembus sinar X.
* Cabut gigi .  Apalagi jika ibu memiliki komplikasi, seperti diabetes melitus atau  hipertensi. Tindakan urgen misalnya bila gigi tidak dicabut malah  membahayakan kandungan misalnya akan diambil dengan melalui prosedur  panjang dan dikerjakan oleh tim doker yang komplet (dokter kandungan,  ahli penyakit dalam (jika pasien memiliki hipertensi atau diabetes),  dokter gigi, serta dokter anastesi).
* Tambalan amal gam karena  mengandung Pb/timbel . Jika gigi ibu sudah ditambal dengan amal gam,  selama tidak menimbulkan masalah atau bocor, maka tak perlu dibongkar  atau diganti dengan tambalan komposit yang lebih aman. Membongkar  tambalan justru dapat membuka peluang serpihan amal gam masuk ke dalam  tubuh.